Jakarta | Fashion Filosofi – Hari Tenun Nasional yang diperingati setiap 7 September, hal ini menjadi momen penting untuk mengapresiasi warisan budaya Indonesia yang kaya akan tradisi menenun karena Tenun bukan hanya sekadar kain, tetapi cerminan identitas dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
.
Untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya bangsa tersebut desainer muda berbakat asal Sulawesi Selatan Erick Sukrisna sekaligus pemilik Brand Fashion Filosofi selalu menjadikan kain sebagai sumber inspirasi setiap karya-karya yang diciptakan dirinya ;”Banyak karya-karya yang dikeluarkan dari Fashion Filosofi yang sumber inspirasinya dari kain tenun”, ujar Erick kepada media Fashion Filosofi lewat sambungan telephone, Sabtu(07/09/2024)
.
.
“Ini merupakan suatu langkah untuk melestarikan Wastra Indonesia, di mana tenun itu adalah salah satu kain yang hampir ada di setiap wilayah Indonesia”, ujar Erick
.
Tenun ini sendiri dalam pembuatannya itu memiliki filosofi masing-masing seperti dari Ulos, tenun bugis Makasar, NTT, NTB, Tanah Toraja , Bali, Kalimantan , tenun baduy itu semua mempunyai filosofi tinggi, kata Erick
.
Tenun Indonesia pada saat ini sudah mulai banyak dilirik dan di kembangkan tetapi kita berharap untuk tenun lebih bisa terkenal lagi supaya bisa mengjadi insipirasi untuk banyak orang, ucap Erick
.
.
“Bagi Fashion Filosofi sendiri, tenun merupakan sumber Informasi akar budaya kain warisan leluhur dan salah satu karya yang saya ciptakan dan namakan; ‘Gelombang Kehidupan’ karena mengadung filosofi yang sangat tinggi tentang dinamika kehidupan terkait perjuangan hidup seorang yang penuh dengan tantangan, jelas Erick
.
Semoga tenun kedepannya bisa lebih jauh berkembang lagi dan saya juga berharap untuk teman-teman desainer di Indonesia yang ingin mengakat kain tenun Indonesia bisa lebih memahami terlebih dahulu filosofinya supaya pada saat membuat pakaian dari kain tenun itu, tidak terdapat pemotongan atau penempatan yang salah hingga menyebabkan makna dari filosofi yang terkadung dari makna tenun itu menjadi lari dari makna yang sebenarnya, tutur Erick. (RED/Rk)